Kesejahteraan psikologis merupakan hal penting yang harus dipenuhi, karena
berhubungan langsung dengan kesehatan secara fisik, mental, sosial, dan
penerimaan diri seseorang. Pada karyawan, kesejahteraan psikologis tidak hanya
digunakan dalam menilai tingkat kesehatan mental, tetapi harus juga
memperhatikan enam aspek, yaitu pengembangan diri, penerimaan diri, penguasaan
lingkungan, tujuan hidup, hubungan positif dengan orang lain, dan otonomi.
Rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis pada seseorang dapat memiliki
dampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari, mulai dari masalah dalam
bersosialisasi, perasaan tidak puas, serta mengalami stress hingga depresi. Dari
permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
harga diri dengan kesejahteraan psikologis pada karyawan di Yogyakarta. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara harga diri dengan
kesejahteraan psikologis, yang berarti semakin tinggi tingkat harga diri, maka
kesejahteraan psikologis juga memiliki tingkat yang tinggi, serta sebaliknya.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala harga diri (α=0,812) dan
skala kesejahteraan psikologis (α=0,884). Penelitian ini melibatkan sebanyak 142
karyawan di Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode korelasi Spearman. Dari hasil analisis data yang dilakukan, diperoleh
koefisien korelasi rxy sebesar 0,709 dengan Sig. p sebesar 0,001 (p < 0,05). Hal
tersebut berarti kedua variabel menunjukkan adanya hubungan dengan kategori
sangat kuat. Pada nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel harga
diri memengaruhi kesejahteraan psikologis sebesar 33,6%. Dari hasil temuan pada
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan
antara variabel harga diri dengan kesejahteraan psikologis pada karyawan di
Yogyakarta.