Bystander effect merupakan fenomena psikologis di mana seseorang
cenderung tidak memberikan bantuan kepada individu lain yang sedang berada di
situasi darurat ketika ada orang lain di sekitarnya. Fenomena ini menjadi perhatian
dalam konteks sosial karena menunjukkan adanya kecenderungan untuk
menghindari tanggung jawab sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara religiusitas dengan bystander effect pada dewasa awal. Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara religiusitas
dengan bystander effect pada dewasa awal. Subjek dalam penelitian ini adalah 106
dewasa awal yang berusia 18-40 tahun yang dipilih melalui Teknik accidental
sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
religiusitas dan skala bystander effect. Teknik analisis data yang digunakan adalah
korelasi produk momen Pearson. Hasil uji korelasi dalam penelitian ini diperoleh
koefisien korelasi (r) sebesar rxy = -0,551 (p ≤ 0,050). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara religiusitas dengan
bystander effect pada dewasa awal, sehingga hipotesis diterima. Koefisien
determinasi (R2) sebesar 0.304 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
religiusitas memiliki kontribusi sebesar 30.4% terhadap penurunan bystander effect
dan sisanya 60.6% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.