Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image dengan
kecenderungan body dysmorphic disorder pada remaja pengguna media sosial.
Body image merupakan persepsi individu terhadap penampilan fisiknya,
sedangkan body dysmorphic disorder adalah gangguan psikologis berupa
keasyikan berlebihan terhadap kekurangan fisik yang sebenarnya tidak nyata atau
sangat kecil. Subjek dalam penelitian ini adalah 145 remaja berusia 10–19 tahun
yang aktif menggunakan media sosial. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Skala Body Image dan Skala Kecenderungan Body
Dysmorphic Disorder yang disusun berdasarkan teori Cash & Pruzinsky (2002)
dan Phillips (2009). Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Pearson Product
Moment dengan bantuan software statistik Jamovi. Hasil analisis menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan dan positif antara body image dengan
kecenderungan body dysmorphic disorder (r = 0,288, p < 0,001). Temuan ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi body image remaja, maka kecenderungan
body dysmorphic disorder juga semakin tinggi, yang bertentangan dengan
hipotesis awal. Kontribusi body image terhadap kecenderungan body dysmorphic
disorder sebesar 8,31%, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Penelitian ini
menunjukkan bahwa media sosial dapat memengaruhi persepsi tubuh remaja
secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk membangun body
image yang sehat dan realistis serta meningkatkan kesadaran akan dampak negatif
media sosial terhadap kesehatan mental.