Work-family conflict merupakan bentuk ketegangan yang muncul akibat tuntutan peran
ganda antara pekerjaan dan keluarga yang saling bertentangan. Ibu bekerja di perusahaan
manufaktur memiliki tanggung jawab profesional sekaligus domestik yang kerap kali berjalan
bersamaan, sehingga berpotensi menimbulkan konflik peran. Beban kerja yang tinggi, jadwal
kerja yang ketat, serta ekspektasi sosial terhadap perempuan sebagai pengasuh utama dalam
keluarga menjadi pemicu munculnya konflik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan gambaran work-family conflict pada ibu bekerja di perusahaan manufaktur
Yogyakarta. Subjek penelitian ini berjumlah delapan orang ibu bekerja yang telah menikah
dan memiliki anak, serta bekerja di salah satu perusahaan manufaktur. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ibu bekerja mengalami work-family conflict dalam berbagai bentuk seperti kelelahan,
stres emosional, konflik pasangan, rasa bersalah terhadap anak, dan penurunan fokus kerja.
Subjek juga mengungkapkan adanya strategi adaptasi seperti manajemen waktu, dukungan
pasangan, serta upaya menjaga komunikasi yang terbuka dengan anggota keluarga.
Gambaran ini menunjukkan kompleksitas peran ganda yang dijalani oleh ibu bekerja dan
pentingnya dukungan sosial serta kebijakan kerja yang lebih fleksibel untuk meminimalkan
dampak negatif work-family conflict.