Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesejahteraan psikologis
pada wanita dewasa awal yang masih berada dalam hubungan pacaran toxic. Latar
belakang penelitian ini adalah fenomena bertahan-nya individu dalam hubungan yang
merugikan secara emosional meskipun sadar akan dampaknya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Partisipan terdiri dari tiga
wanita dewasa awal berusia 20–25 tahun yang masih berada dalam hubungan toxic saat
wawancara dilakukan. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dan
dianalisis dengan teknik analisis tematik berdasarkan enam aspek psychological well-
being menurut Ryff. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh partisipan mengalami
gangguan pada aspek penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, kemandirian,
penguasaan lingkungan, pengembangan diri, dan tujuan hidup. Kondisi ini ditandai
dengan perasaan tidak berharga, kehilangan jati diri, ketergantungan emosional, serta
kesulitan dalam menjalani fungsi harian dan merencanakan masa depan. Faktor
psikologis seperti insecure attachment, trauma bonding, rasa bersalah, dan harapan
terhadap perubahan pasangan memperkuat keputusan untuk tetap bertahan dalam
hubungan. Meskipun demikian, mulai tampak adanya refleksi diri dan upaya awal
pemulihan, seperti keinginan untuk mencintai diri sendiri dan kembali membangun
koneksi sosial, meskipun prosesnya masih berlangsung secara perlahan.