Burnout masih menjadi isu psikologis yang menonjol di sektor industri manufaktur,
di mana kondisi kerja yang kurang mendukung, baik secara fisik maupun
psikososial, yang menjadi tantangan utama di sektor ini. Kondisi ini dapat
berdampak negatif pada kesejahteraan dan kinerja apabila tidak diimbangi dengan
sumber daya psikologis yang memadai, salah satunya psychological capital
(PsyCap). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
psychological capital dengan burnout pada karyawan di industri manufaktur.
Subjek penelitian terdiri dari 206 karyawan yang bekerja di sektor industri
manufaktur. Instrumen yang digunakan meliputi Psychological Capital
Questionnaire (PCQ-24) dan Maslach Burnout Inventory–General Survey (MBI-
GS). Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Spearman. Hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara psychological
capital dengan burnout, dengan kontribusi PsyCap sebesar 34% terhadap variabel
burnout. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat psychological
capital, maka semakin rendah tingkat burnout yang dialami karyawan