Melihat tingginya perilaku KDRT di indonesia, memberikan dampak -dampak
yang ditimbulkan bukanlah hanya kepada korban melainkan juga anak khususnya
remaja yang menjadi saksi utama kekerasan tersebut dilakukan , adalah latar
belakang diadakannya penelitian ini. Kondisi menyaksikan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT) ini tidaklah menjadi satu-satunya penentu terbentuknya
konsep diri pada remaja, melainkan hanya situasi dari banyaknya permasalahan
yang di alami oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan konsep diri remaja yang pernah menyaksikan KDRT. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, partisipan
dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) orang remaja yang pernah menyaksikan
KDRT yang berusia 19-20 tahun dan diluar partisipan utama melibatkan 3 (tiga)
informan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara
semi-terstruktur dan observasi non-struktural. Hasil wawancara dibuat dalam
bentuk transkip dan dianalisis untuk menemukan kumpulan unit makna. Penelitian
ini menemukan bahwa konsep diri remaja yang pernah menyaksika n KDRT
memiliki kecenderungan kearah positif. Konsep diri yang ketiga partisipan miliki
mempengaruhi sikap dan perilakunya yakni, ketiga partisipan mampu
mengungkapkan pengetahunnya tentang dirinya secara utuh baik itu kekurangan
maupun kelebihannya. Ketiga partisipan juga memiliki gambaran tentang diri
idealnya masing-masing yakni akan menjadi apa mereka di masa yang akan
datang, ketiga partisipan juga memiliki penilaian yang positif terhadap
kemampuannya untuk mencapai harapannya tersebut baik itu di lingkungan
keluarga, lingkungan sosial dan teman sebaya.
Kata kunci: Konsep diri, remaja, saksi KDRT