Orientasi masa depan mempunyai peran penting dalam perkembangan individu terutama pada usia remaja agar mempersiapkan diri untuk memasuki usia dewasa. Proses pembentukan orientasi masa depan dijelaskan melalui tiga tahap yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi serta faktor determinasi, baik yang menghambat maupun yang mendukung. Remaja membutuhkan dukungan dan peran serta orang tua dalam pembentukan orientasi masa depannya, namun tidak semua remaja tumbuh bersama orang tua yang utuh karena tidak sedikit remaja yang menjadi korban perceraian orang tuanya. Penelitian ini menggali dinamika yang terjadi pada proses pembentukan orientasi masa depan pada remaja akhir yang diasuh oleh orang tua tunggal akibat perceraian dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologi, serta metode pengumpulan data menggunakan instrumen observasi dan wawancara. Partisipan yang dipilih adalah remaja yang menginjak fase remaja akhir dengan usia 19 tahun berinisial DI dan informan yang merupakan ibu kandung partisipan. Hasil penelitian ini mengungkap dinamika yang terjadi dalam pembentukan orientasi masa depan dalam tiga ruang lingkup utama mulai dari awal pembentukan hingga faktor yang mempengaruhi. Peneliti menyimpulkan fenomena yang dialami partisipan sebagai proses alamiah yang umum terjadi pada setiap individu, namun partisipan DI menjadikan perceraian orang tuanya sebagai pelajaran berharga dalam membangun keluarga di masa depan dan menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

Kata kunci: Orientasi masa depan, remaja akhir, orang tua tunggal, perceraian.