HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN GEJALA NARSISTIK PADA REMAJA PUTRI PENGGUNA APLIKASI TIKTOK DI YOGYAKARTA

Pada usia transisi, remaja sudah memiliki minat pada penampilan diri
sendiri, remaja berusaha untuk dapat berpenampilan semenarik mungkin untuk
mendapatkan pengakuan daya tarik. Cara remaja putri dalam berpenampilan
semenarik mungkin sangat di pengaruhi oleh keberadaan media sosial. Dalam
penggunaan media sosial remaja sering kali tanpa sadar mengekspresikan minatnya
terhadap penampilan diri secara berlebihan dan mengarah pada gejala narsistik.
Narsistik merupakan self-love yang berlebihan kepada diri sendiri tanpa
memperdulikan individu yang lain. Harga diri dapat mempengaruhi remaja
memiliki gejala narsistik, remaja dengan harga diri yang rendah akan berusaha
menunjukkan eksitensi di media sosial dengan tujuan mendapatkan perhatian dari
orang lain yang bisa menaikan harga diri nya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara harga diri dengan gejala narsistik pada remaja putri
pengguna aplikasi TikTok di Yogyakarta. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat
hubungan negatif antara harga diri dengan gejala narsistik pada remaja
putri pengguna aplikasi TikTok di Yogyakarta. Jumlah subjek penelitian ini
sebanyak 72 remaja putri pengguna aplikasi TikTok di Yogyakarta. Pengambilan
data penelitian ini menggunakan skala harga diri dan skala narsistik. Teknik analisa
data yang digunakan adalah analisis korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil
analisis data, menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif antara harga diri
dengan gejala narsistik. Sehingga hipotesi pada penelitian ini dapat diterima