PENGARUH METODE PENGEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BUBUK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan tumbuhan asli
Indonesia. Bubuk temulawak memiliki aktivitas antioksidan yang baik untuk
kesehatan.Peningkatan penggunaan temulawak dalam industri obat-obatan
menyebabkan diperlukannya teknik pengolahan yang baik dan benar sehingga
mutu dan kualitas dari temulawak yang dihasilkan dapat meningkat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan jenis pengemas dan lama penyimpanan
bubuk temulawak yang mempunyai aktivitas antioksidan yang paling tinggi.
Metode penelitian dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL)
pola factorial dengan 2 faktor yaitu variasi pengemasan (bubuk terbuka, bubuk
dalam kapsul dan juga bubuk dalam kapsul dan plastik polipropilen/PP) dan lama
penyimpanan (0, 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49 dan 56 hari).Pengamatan yang
dilakukan adalah kadar air, aktivitas antioksidan, kandungan fenol total, flavonoid
dan tanin. Data yang diperoleh dihitung secara statistik dengan analisis variansi
(ANAVA), apabila terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan dilanjutkan
dengan uji Duncan Multiple range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwapenyimpanan bubuk temulawak
selama 56 hari dengan pengemas kapsul dan plastik PP memiliki aktivitas
antioksidan yang paling tinggi dengan karakteristik kadar air 12,86%,persen RSA
51,15%,fenol total 5244,53 mgGAE/100 g, flavonoid 799,48 mgQ/100 g dan
tanin 10,33 mg/100 g.