STRATEGI RBTV DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI SEBAGAI TELEVISI LOKAL BERNILAI BUDAYA

Televisi adalah alat elektronik yang berfungsi sebagai sarana informasi dan hiburan bagi
masyarakat. Salah satu televisi lokal yang sampai hari ini mengudara di Yogyakarta adalah
RBTV. Stasiun televisi RBTV berbeda dengan yang lain karena didirikan sebagai stasiun
televisi lokal swasta dan secara konsisten menyiarkan program lokal bernilai budaya. Hal
tersebut membuat perspektif pengelola RBTV telah mengakui bahwasanya sebagai televisi
lokal yang di - branding sebagai televisi yang mengangkat nilai budaya lokal dari awal
berdirinya RBTV telah berhasil mempertahankan eksistensinya dan tidak mengalami
perubahan fokus siaran dari awal berdirinya hingga saat ini sebagai televisi lokal bernilai
budaya. Tujuan pada penelitian ini mengidentifikasi strategi televisi lokal RBTV dalam
mempertahankan eksistensi sebagai televisi lokal bernilai budaya. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori ekologi
media John W. Dimmick & Rothenbuhler yang menyatakan bahwa media membutuhkan tiga
sumber penunjang hidupnya yang pertama yaitu type of content (isi program), type of
audience (target khalayak), dan capital (modal). Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara serta dokumentasi, serta penelitian ini akan
menggunakan analisis data model interaktif yakni reduksi data, penyajian data serta
penarikan kesimpulan. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahw RBTV membuat strategi
perencanaan program bernilai budaya dengan melakukan meeting bersama divisi produksi
program untuk mengumpulkan ide-ide dan tema untuk program bernilai budaya yang mau
diproduksi, lalu memproduksi program tayangan bernilai budaya sendiri seperti program
leyeh-leyeh yang dikemas dengan presenter yang menggunakan bahasa jawa dan berbusana
jawa sebagai ciri khas program bernilai budaya yang di produksi oleh RBTV, kemudian
RBTV membuat jadwal untuk program tayangan bernilai budaya dan mengevaluasi program
bernilai budaya serta kinerja pekerja. Selanjutnya, dalam indikator kedua jenis khalayak
sasaran, RBTV membuat strategi untuk mengidentifikasi segmentasi dan target audien pada
tayangan program bernilai budaya dengan membagi berdasarkan jenis klamin, usia dan status
ekonomi sosial masyarakat. hal tersebut dilakukan RBTV untuk memastikan bahwa tayangan
yang diproduksi sesuai dengan target sasar audien program bernilai budaya yang mereka
produksi. Selain itu, RBTV membangun positioning untuk menciptakan citra positif yang
dikenal khalayak penonton sebagai televisi bernilai budaya melalui tagline ―asli jogja‖.
Terakhir, sumber modal atau pendapatan RBTV memiliki strategi pemasaran yang digunakan
untuk meningkatkan pemasukan dan pendapatannya dengan bekerja sama dengan perusahaan
swasta, pemerintah maupun umkm lokal dan juga komunitas yang ada di yogyakarta.